Kamis, 13 September 2012

Fungi (Jamur)

Diposting oleh Kevin'as




            Fungi atau jamur berasal dari kata  fungus yang berarti tumbuh dengan subur. Organisme tersebut dipelajari dalam cabang biologi, yaitu mikologi. Jamur meliputi organisme uniselular (yaitu khamir) dan jamur multiselular.
                                
Ciri-Ciri Jamur
Jamur termasuk organisme eukariota. Secara morfologi, tubuh jamur mirip dengan tumbuhan (kingdom Plantae). Namun, jamur di masukkan ke dalam kingdom Fungi karena memiliki ciri khas berikut ini.
a.       Dinding sel mengandung kitin, bukan selulosa seperti pada sel tumbuhan.
b.      Tidak mempunyai klorofil sehingga tidak dapat berfotosintesis.
c.       Bersifat heterotof.

Morfologi Jamur
Tubuh Jamur ada yang tersusun atas sel tunggal (uniselular) atau banyak sel (multiselular). Jamur uniselular di sebut khamir , sedangkan jamur multiselular terdiri dari kapang dan cendawan. Kapang berbentuk filamen sedangkan cendawan berbentuk tubuh buah.
Tubuh jamur multiselular terdiri dari dua bagian utama, yaitu spora dan miselium. Spora merupakan sel yang berada dalam kondisi resistan, istirahat, atau dorman. Adapun miselium merupakan kumpulan beberapa filamen atau hifa.
Ada tiga macam hifa, yaitu aseptat (senositik), septat uninukleat,dan septat multinukleat.
1.        Aseptat (senositik) merupakan hifa yang tidak mempunyai sekat (septum).
2.        Septat dengan sel-sel uninukleat merupakan hifa bersekat yang setiap ruang atau sel nya berisi satu nukleus.
3.        Septat dengan sel-sel multinukleat merupakan hifa bersekat yang setiap ruang atau sel nya berisi lebih dari satu nukleus.
Saat menyentuh substrat, hifa jamur tertentu mengalami modifikasi bentuk sesuai dengan fungsinya, yaitu sebagai berikut :
1.      Rizoid, yaitu struktur seperti akar yang menempel pada substrat.
2.      Hifopodium, yaitu bantalan hifa sebagai alat pelekat jamur pada substrat.
3.      Apresorium, yaitu kaki penetrasi atau kaki infeksi yang menembus jaringan atau sel inang.
4.      Haustorium, yaitu modifikasi hifa di dalam sel inang untuk menyerap nutrisi.

     Fisiologi Jamur
            Khamir dan kapang dapat tumbuh dalam substrat atau medium dengan konsentrasi gula yang dapat menghambat pertumbuhan kebanyakan bakteri. Itulah sebabnya, selai atau manisan tidak busuk oleh bakteri, tetapi oleh kapang. Pada umumnya, khamir dan kapang dapat bertahan terhadap keadaan yang lebih asam dari pada kebanyakan mikroorganisme yang lain.
            Khamir bersifat anaerob fakultatif sehingga dapat tumbuh dalam keadaan aerob maupun anaerob. Sementara itu, kapang bersifat anaerob obligat.
            Jamur dapat tumbuh dalam kisaran suhu yang luas. Suhu optimum umtuk jamur saprofit adalah 22-30 C, sedangkan untuk jamur patogen adalah 30-37 C. Beberapa fungi hidup pada suhu mendekati 0 C sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada daging atau sayur-sayuran yang tersimpan di dalam lemari pendingin.

     Cara Hidup Jamur
            Semua jenis jamur bersifat heterotof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencerna makanan. Jamur memperoleh makanan dengan cara menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miselium. Cadangan  makanan jamur di simpan dalam bentuk glikogen. Sebagai organisme heterotof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.
a.       Parasit obligat, yaitu hanya dapat hidup pada inangnya, contohnya Pneumonia carini (khamir yang menginfeksi paru-paru pada penderita AIDS).
b.      Parasit fakultatif, yaitu bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai dengan dan bersifat saprofit jika tidak memperoleh inang yang sesuai.
c.       Saprofit, yaitu menyerap makanan dari organisme yang telah mati. Kebanyakan jamur saprofit mengeluarkan enzim hidrolase pada subtrat, kemudian di serap oleh hifa. Selain itu hifa dapat secara langsung menyerap bahan organik dalam bentuk sederhana yang di keluarkan oleh inangnya.
Beberapa jenis jamur melakukan simbiosis mutualisme dengan organisme lain, contohnya liken dan mikoriza. Liken atau lumut kerak merupakan bentuk simbiosis mutualisme antara jamur dan alga atau sianobakteri. Dalam simbiosis tersebut, jamur akan mendapatkan makanan dan oksigen dari alga atau sianobakteri, sedangkan alga atau sianobakteri memperoleh karbon dioksida dan air untuk proses fotosintesis serta menjaga kelembapan. Sementara itu, mikroriza adalah bentuk simbiosis mutualisme antara jamur dan akar tumbuhan. Dalam hubungan tersebut, tumbuhan akan memberikan zat makanan kepada jamur, sedangkan jamur membantu penyerapan air dan zat mineral dari dalam tanah.




2 komentar: